Friday, 1 March 2013

MENGENAL LEBIH JAUH BUAH BELIMBING


Dewasa ini dengan berkembangnya informasi akan berbagaimacam penyakit yang ditimbulkan dari makanan yang kurang sehat memicu kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat, termasuk diantaranya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Hal ini berimbas pada meningkatnya permintaan buah dan sayur dipasaran. Salah satu komoditas buah yang terkenal diseluruh lapisan masyarakat adalah belimbing. Selain kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi uah ini dapat menurunkan tekanan darah. Di Indonesia diperkirakan permintaan belimbing mencapai 70 ton per hari, sedangkan pasokannya berkisar 50-60 to saja. Hal ini memberikan peluang yang besar untuk mengembangkan usaha budidaya belimbing.

Jenis Varietas Belimbing
Belimbing manis itu sendiri banyak varietasnya, data dari Direktorat Budidaya buah-buahan Dirjen Hortikultura Deptan menjelaskan varietas belimbing yang baik dikembangkan di Indonesia yakni Belimbing Demak (Kapur dan Kunir), Dewi Murni (bekasi), Dewa baru(jagkarsa DKI), Pancur batu(Sumatera utara), Karangsari (Blitar) dan Tasikmadu (Tuban). Sekarang ini varietas belimbing yang paling laku dan diminati oleh masyarakat yakni Belimbing Dewa.

Karakteristik belimbing Dewa
Belimbing jenis ini, buahnya berukuran paling besar (panjang 20cm, diameter 10 cm) dan pinggiran bintangnya lebih tebal, kekar dan berlekuk. Kandungan airnya lebih banyak(85%), tingkat kemanisan diatas 10 briks dengan seratnya lebih halus. Warna buah kuning jingga. Keunggulan lain dari jenis ini adalah dapat dibudidayakan dimana saja.

Budidaya belimbing
Jenis belimbig ini dapat berkembang maksimal apabila dikembangkan diwilayah yang memiliki iklim basah dengan ketinggian 1-500 m diatas permukaan laut. Struktur tanah yang baik adalah gembur, pHnya 5,5 – 6, kedalaman air tanah 50-200 cm, curah hujan 2000-2500 mm/tahun, komposisi bulan basah keringnya yaitu 4-7 bulan basah dan 4-6 bulan kering. Daerah yang mempunyai karakteristik seperti itu antara lain DKI jakarta, Depok & Bogor, Cirebon, Indramayu, Malang, Lampung dan Bengkulu Medan dan Menado.

Bibit belimbing
Kualitas tanaman sangat tergantung dari kualitas bibitnya. Bibit yang paling baik adalah bibit hasil okulasi (penempelan mata tunas). Pohon yang diperoleh dari hasil okulasi ini, dapat berbuah pada umur 1-1.5 th sejak masa penanaman, namun hasil dari buah pertama ini belum optimal. Untuk kelanjutan yang lebih baik, bunga yang tumbuh pada usia 1-1.5 th ini dipangkas terlebih dahulu. Hasil yang optimal diperoleh pada usia pohon diatas 3 tahun sejak penanaman. Pada usia 7 tahun produktivitasnya dapat mencapai 300-500buah (berkisar 75-125 kg/pohon/panen). Keunggulan lain menggunakan bibit dengan cara okulasi, buah yang dihasilkan sama dengan induknya. Jadi buah yang dihasilkan seragam.
Harga bibit buah belimbing dipasaran bergantung pada besar dan umurnya. Biasanya berkisar Rp. 10 ribu untuk bibit yang masih kecil sampai dengan Rp. 200 ribu perpohon untuk bibit yang telah produktif.
Dengan daya serap pasar yang cukup tinggi dan budidaya yang tidak terlalu sulit menjadikan budidaya tanaman belimbing ini sebagai peluang usaha yang cukup menjanjikan.

PEMASARAN DAN OLAHAN BUAH BELIMBING
Dalam sebuah usaha faktor penting yang harus diperhatikan selain kemudahan bahan baku dan kualitas produksi adalah faktor pemasaran. Sebaik apapun produk yang kita hasilkan apabila kita tidak mempunyai strategi pemasaran yang baik maka usaha yang kita jalankan akan sulit berkembang. Pada umumnya pemasaran buah belimbing ini dipasarkan melalui 2 tahapan, yakni dari petani ke pengepul dan dari pengepul masuk ke pedagang buah di pasar-pasar tradisional ataupun pasar modern (supermarket). Untuk menjaga agar harga jual buah belimbing tetap stabil ada baiknya dalam pemasaran hasil buah dibentuk kelompok-kelompok tani. Dengan cara demikian harga buah belimbing bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota kelompok supaya terhindar dari jatuhnya harga di saat panen raya.

Pada umumnya harga jual buah ditentukan berdasarkan kualitas buah, untuk buah yang berukuran besar dan bentuknya bagus tanpa cacat dikelompokkan dalam grade / kualitas A dan B. Harganyapun relatif lebih tinggi dan pada umumnya dipasarkan ke pasar-pasar modern yang mempunyai standart kualitas tertentu. Sedangkan hasil panen yang berukuran sedang dan bentuknya kurang bagus, digolongkan dalam grade C, pada umumnya pedagang buah di pasar tradisional masih mau menjual jenis ini. Harganyapun relatif lebih rendah dibandingkan grade A dan Selain dapat dipasarkan dalam bentuk buah segar, buah belimbing ini dapat diolah terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment