Dewasa ini
dengan berkembangnya informasi akan berbagaimacam penyakit yang ditimbulkan
dari makanan yang kurang sehat memicu kesadaran masyarakat akan pentingnya pola
hidup sehat, termasuk diantaranya mengkonsumsi sayur dan buah-buahan. Hal ini
berimbas pada meningkatnya permintaan buah dan sayur dipasaran. Salah satu
komoditas buah yang terkenal diseluruh lapisan masyarakat adalah belimbing.
Selain kandungan vitamin A dan C yang cukup tinggi uah ini dapat menurunkan
tekanan darah. Di Indonesia diperkirakan permintaan belimbing mencapai 70 ton
per hari, sedangkan pasokannya berkisar 50-60 to saja. Hal ini memberikan
peluang yang besar untuk mengembangkan usaha budidaya belimbing.
Jenis
Varietas Belimbing
Belimbing
manis itu sendiri banyak varietasnya, data dari Direktorat Budidaya buah-buahan
Dirjen Hortikultura Deptan menjelaskan varietas belimbing yang baik
dikembangkan di Indonesia yakni Belimbing Demak (Kapur dan Kunir), Dewi Murni
(bekasi), Dewa baru(jagkarsa DKI), Pancur batu(Sumatera utara), Karangsari
(Blitar) dan Tasikmadu (Tuban). Sekarang ini varietas belimbing yang paling
laku dan diminati oleh masyarakat yakni Belimbing Dewa.
Karakteristik
belimbing Dewa
Belimbing
jenis ini, buahnya berukuran paling besar (panjang 20cm, diameter 10 cm) dan
pinggiran bintangnya lebih tebal, kekar dan berlekuk. Kandungan airnya lebih
banyak(85%), tingkat kemanisan diatas 10 briks dengan seratnya lebih halus.
Warna buah kuning jingga. Keunggulan lain dari jenis ini adalah dapat
dibudidayakan dimana saja.
Budidaya
belimbing
Jenis
belimbig ini dapat berkembang maksimal apabila dikembangkan diwilayah yang
memiliki iklim basah dengan ketinggian 1-500 m diatas permukaan laut. Struktur
tanah yang baik adalah gembur, pHnya 5,5 – 6, kedalaman air tanah 50-200 cm,
curah hujan 2000-2500 mm/tahun, komposisi bulan basah keringnya yaitu 4-7 bulan
basah dan 4-6 bulan kering. Daerah yang mempunyai karakteristik seperti itu
antara lain DKI jakarta, Depok & Bogor, Cirebon, Indramayu, Malang, Lampung
dan Bengkulu Medan dan Menado.
Bibit
belimbing
Kualitas
tanaman sangat tergantung dari kualitas bibitnya. Bibit yang paling baik adalah
bibit hasil okulasi (penempelan mata tunas). Pohon yang diperoleh dari hasil
okulasi ini, dapat berbuah pada umur 1-1.5 th sejak masa penanaman, namun hasil
dari buah pertama ini belum optimal. Untuk kelanjutan yang lebih baik, bunga
yang tumbuh pada usia 1-1.5 th ini dipangkas terlebih dahulu. Hasil yang
optimal diperoleh pada usia pohon diatas 3 tahun sejak penanaman. Pada usia 7
tahun produktivitasnya dapat mencapai 300-500buah (berkisar 75-125
kg/pohon/panen). Keunggulan lain menggunakan bibit dengan cara okulasi, buah
yang dihasilkan sama dengan induknya. Jadi buah yang dihasilkan seragam.
Harga
bibit buah belimbing dipasaran bergantung pada besar dan umurnya. Biasanya
berkisar Rp. 10 ribu untuk bibit yang masih kecil sampai dengan Rp. 200 ribu
perpohon untuk bibit yang telah produktif.
Dengan
daya serap pasar yang cukup tinggi dan budidaya yang tidak terlalu sulit
menjadikan budidaya tanaman belimbing ini sebagai peluang usaha yang cukup
menjanjikan.
PEMASARAN
DAN OLAHAN BUAH BELIMBING
Dalam
sebuah usaha faktor penting yang harus diperhatikan selain kemudahan bahan baku
dan kualitas produksi adalah faktor pemasaran. Sebaik apapun produk yang kita
hasilkan apabila kita tidak mempunyai strategi pemasaran yang baik maka usaha yang
kita jalankan akan sulit berkembang. Pada umumnya pemasaran buah belimbing ini
dipasarkan melalui 2 tahapan, yakni dari petani ke pengepul dan dari pengepul
masuk ke pedagang buah di pasar-pasar tradisional ataupun pasar modern
(supermarket). Untuk menjaga agar harga jual buah belimbing tetap stabil ada
baiknya dalam pemasaran hasil buah dibentuk kelompok-kelompok tani. Dengan cara
demikian harga buah belimbing bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota
kelompok supaya terhindar dari jatuhnya harga di saat panen raya.
Pada
umumnya harga jual buah ditentukan berdasarkan kualitas buah, untuk buah yang
berukuran besar dan bentuknya bagus tanpa cacat dikelompokkan dalam grade /
kualitas A dan B. Harganyapun relatif lebih tinggi dan pada umumnya dipasarkan
ke pasar-pasar modern yang mempunyai standart kualitas tertentu. Sedangkan
hasil panen yang berukuran sedang dan bentuknya kurang bagus, digolongkan dalam
grade C, pada umumnya pedagang buah di pasar tradisional masih mau menjual
jenis ini. Harganyapun relatif lebih rendah dibandingkan grade A dan Selain
dapat dipasarkan dalam bentuk buah segar, buah belimbing ini dapat diolah
terlebih dahulu.
No comments:
Post a Comment